Senin, 13 November 2017

Partner Chamber

Dua sejoli 

 Aku punya teman namanya Sri Wahyuni atau kerap dipanggil Yuyun, kayun (kakak Yuyun) panggilanku kepadanya. Kayun berasal dari kota yang jauh dari tempat tinggalku yaitu Karawang dan aku di Tangerang. Saat ini aku dan kayun dipertemukan di salah satu kosan yaitu di kosan muslimah daerah Lenteng Agung pada tahun 2015. 

Awalnya aku rada canggung untuk menyapa duluan kepada orang baru, tapi kayun selalu menyapaku dan menanyakan sesuatu hal dan akhirnya kami akrab. Aku kuliah di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) tahun masuk 2015 dan kayun di Ilmu Sosial dan Ilmu politik (IISIP) tahun masuk 2013 Banyak yang bertanya mengapa aku tinggal di Lenteng dan kuliah di Depok? Kenapa tidak cari daerah dekat kampus saja? Jawabannya adalah kosan yang saat ini saya tempati yaitu milik tanteku sendiri, ia yang memintaku untuk tinggal dan menemainya di rumahnya. 

 Kalau kayun, banyak yang nanya kenapa memilih Jakarta dibanding dengan daerah rumah? Jawabannya yaitu ingin mencari ilmu lebih dari Jakarta dan mencari pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan uang. 

 Semakin lama kami semakin acuh, sampai-sampai kalau ada yang belum makan langsung menyuruh dan menemaninya. Kemana-mana kami bisa dibilang selalu bersama, kalaupun ada sesuatu yang genting pasti saling berkabar. 

 Banyak sekali suka dan duka yang kami alami, tapi pasti salah satu dari kami ada yang memberi semangat dan dukungan untuk tetap maju. Kami mempunyai tujuan masing-masing tetapi jika salah satu dari kami sedang ada masalah tidak lama kemudian satunya lagi ada masalah. Begitu pula dengan sukanya. 

 Kami mengoleksi film-film India untuk menghibur dikala penatnya tugas kuliah. Kami senang dengan cerita dan pelajaran yang ada dalam film India. 

 Sebenarnya di kosan muslimah ini tidak hanya kami berdua saja tetapi masih ada 3 orang lagi yaitu Elveni, Sulalah, dan Tsaltsa, tetapi mereka lebih sibuk dengan dunianya jadi kurang banyak waktu bersama mereka. Kayun selalu mengerti keadaanku, kayun juga yang selalu menenangkan saat emosiku memuncak. 

Terima kasih kak sudah kenal dan acuh kepadaku. Waktu yang kita lalui bersama ini tidak ada artinya jika tidak bertemu denganmu. 

Tersisa sedikit lagi untuk kami bisa bersama karena kayun sudah mau selesai dalam kuliahnya, aku tidak tahu apa bisa bertemu teman baik lagi seperti kayun atau tidak. 

Bukan hanya waktu yang sia-sia tapi sangat amat banyak sekali pelajaran yang aku ambil dalam pertemuan ini kak. Aku tidak tahu lagi bagaimana untuk mengungkapkan perasaan ini, semoga dalam tulisan ini aku bisa selalu ingat kenangan indah ini.