Sabtu, 30 September 2017

Rindu Perhatian Sang Ayah



Teringat masa kecilku
kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
buatku melambung

Disisimu terngiang
hangat napas segar harum tubuhmu

Kau tuturkan segala
mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau inginku menjadi
yang terbaik bagimu

Patuhi perintahmu
jauhkan godaan

Yang mungkin ku lakukan
dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
terbelenggu jatuh dan terinjak



Lirik lagu yang mengingatkan kenangan dulu bersama ayah.Seorang pemimpin keluarga yang tangguh, penuh akan pengalaman-pengalaman pahit dan manis. Berjuang demi keluarganya hingga tidak kenal lelah.
Ketika kecil, untuk makan dan mandi saja sangat diperhatikan olehnya, apalagi mendidik, dengan tegas ia sampaikan ilmu-ilmu yang ia miliki untuk diturunkan dan diterapkan kepada anaknya.


****

Mempunyai raganya tetapi tidak dengan hatinya, karena yang dirasakan ialah seperti serumah dengan orang asing, jika papasan hanya berdiam-diaman, bertegur sapa saja sangat sedikit dan bisa terhitung, apalagi bercanda dan menceritakan kejadian yang baru saja terjadi.

Terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sampai-sampai ia lupa memberikan perhatiannya kepada anaknya, ia asik sendiri dengan handphone pintarnya. Selalu ia genggam handphone itu,kemana pun ia pergi.

Tidak mau kalah dengan teman-temannya yang dimana apa-apa menggunakan handphone. Ia rawat, ia jaga, ia perhatikan dengan handphone itu sampai-sampai lupa dengan keluarganya. Ingin sekali merasakan seperti handphone itu, dimana yang ia rawat, ia jaga, dan ia perhatikan ialah dengan anaknya.

****
Jika usiamu sudah memasuki 60 tahun, kulitmu sudah semakinmengendur, untuk melihat pun membutuhkan kaca mata yang tebal, gigimu yang sudah mulai habis dan rapuh menyulitkanmu untuk makan.
Dengan begitu ia tetap terlihat kuat, ia terus ingin berjuang terus untuk menafkahi keluargamu.
Selalu ada saja yang kau lakukan di setiap harinya, dengan alat dan kekuatan seadanya, ia dapat membuat pelanggan dengan kepuasan dan ingin selalu berlangganan dengannya.
****
Waktu pun berubah, dimana yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi menjauh. Gengsi adalah salah satu penyebab mengapa ia sulit untuk memulai pembicaraan. Saat ini tidak mudah untuk berbincang secara langsung dari mata ke mata, padahal waktu yang ia miliki dengan keluarga cukup lah banyak.
Melalui handphone miliknya lah cara ia berkomunikasi dengan kuluarga, itu pun kalau ada informasi yang sangat penting sekali baginya.
****
Jika bisa kembali kedua belas tahun lalu, ketika ia masih gigihkerja, panas terik, tidak ia jadikan alasan untuk tidak kerja.Semangat yang tinggi membuat orang di sekelilingnya terbawa dan kagum kepadanya. 
Saat pulang kerja, ia membela-belakan untuk tidak langsung istirahat. Ia mengajak keluarganya untuk melakukan sholat magrib berjamaah dengan sedikit tausiah, dan beberapa cerita kisah nabi, yang ingin ia terapkan untuk mendidik anak-anaknya.
Saat bulan puasa tiba, ketika sore hari, ia selalu mengajak anak-anaknya untuk berjalan-jalan mengelilingi komplek rumah, dan mencari makanan ringan untuk berbuka puasa. Menggunakan motor, ia mengendarai dengan sangat pelan dan nyaman. Sesekali ia mengajak anaknya untuk bercanda, supaya anaknya tidak terlalu merasakan haus. (Anti Syaima Bahfein)


Dipopulerkan oleh http://www.suryabogor.com/rindu-perhatian-sang-ayah/ 

26 komentar:

  1. Ayah adalah pahlawan dalam keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, pahlawan yang berani taruhan nyawa demi keluarganya :)

      Hapus
  2. Balasan
    1. iya, betul. Jangan sampai menyesal dikemudian hari

      Hapus
  3. setuju banget dengan kamu Anti Syaima Bahfein , semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca lainnya yah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, sudah mampir ke blog ku, semoga bermanfaat yaa.. :)

      Hapus
  4. Terima kasih, sudah mampir ke blog ku, semoga bermanfaat yaa.. :)

    BalasHapus
  5. Nice blog, keep writing and inspiring...

    BalasHapus
  6. Aku percaya dibalik sosok anak yang kuat terdapat ayah yg tangguh dibelakangnya.. my daddy is more than a hero..

    BalasHapus
  7. Bagus bangeett, terharu membacanyaaaa, jadi kangen papa

    BalasHapus