Jumat, 06 Oktober 2017

Awas Ada “Pesta Maling” di TIM


Depok – Taman Ismail Marzuki (TIM) menampilkan kembali karya Pentas drama komedi, kali ini  berjudul,“Pesta Maling”.  Diadaptasi dari naskah drama karya Sastrawan Prancis, Jean Anouillh, dengan seting kehidupan Eropa tahun 1880.



Menariknya, naskah tua ini, diadaptasi, di setting dalam wajah Indonesia masa kini  yang sedang hiruk pikuk dengan aneka jenis korupsi.  Pentas diawali dengan berkumpulnya para tokoh kriminal dari bermacam kelas.

Mirip pesta di sebuah tempat terbuka, di sana ada panggung musik disertai penontonnya, ada pencopet, maling, perampok, koruptor, dan berbagai tokoh kriminal lainnya. Ada Ketua Komisi dan kroni-kroninya. Uniknya, tak seorang pun mengetahui identitas mereka sebenarnya, bahkan Polisi sempat mengkelabuhi. Cerita diakhiri dengan pengakuan tentang jati diri mereka.

Foto Pribadi 
Pada intinya mereka adalah manusia biasa yang berusaha mempertahankan hidup dengan perilaku kriminal. Pentas seni  yang Produseri James Ibrahim  dan disutradarai Bambang Isworo, kaya dengan berbagai tampilan kontemplasi yang digugah daya Kritis.

Naskah Pesta Maling ini sangat pas dengan kondisi Indonesia saat ini. Artinya berbagai kalangan di Indonesia kini sedang giat-giatnya melawan tindak pidana korupsi. Sementara korupsi diberbagai instansi atau lembaga tetap saja ramai terjadi mulai dari Kepala Desa, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri, Mantan Menteri dan profesi lainnya,” kata Bambang Isworo.

Foto hasil pribadi
Tjelah Teater  merupakan sebuah kelompok seni drama yang anggotanya terdiri dari para pekerja seni profesional dan aktivis kemanusiaan,” kilah James Ibrahim.

Tambahnya, para pemainnya banyak terlibat dalam workshop dan pementasan teater, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka yang bergabung dalam TJELAH TEATER telah mementaskan beberapa karya monumental WS Rendra, baik naskah asli maupun terjemahan.

Saya melihat para seniman teater sangat kreatif mewujudkan karya-karya seninya. Akan tetapi, kehidupan sosial ekonomi seniman teater perlu mendapat perhatian dan keberpihakan dari kita dibandingkan dengan dunia seni lainnya. Sebagian besar para seniman teater, mohon maaf memang agak tertinggal dibandingkan dengan seniman bidang seni lainnya. Tapi tidak dalam pengertian tertinggal dari sisi kreatifitasnya.

Seniman teater sangat kreatif. Mereka tertinggal dari sisi kehidupan ekonominya. Tentu harus ada orang yang memperhatikan dan menggerakan dunia teater dan yang sudah memilih jalan sebagai seniman teater bisa dipenuhi harapan harapannya,” ujar James Ibrahim.

Harapannya, pentas Pesta Maling ini akan mampu menggelorakan semangat "anti-korupsi di berbagai lini kehidupan di Indonesia, yang memang akhir-akhir ini semakin terlihat di semua lini terjadi korupsi itu. Barangkali pentas teater Pesta Maling ini bisa menjadi sebuah percikan kecil saja dibandingkan gerakan-gerakan anti-korupsi lain yang lebih besar,” kata James Ibrahim.

9 komentar:

  1. Iya betul, memang akhir2 ini sudah terkuak siapa saja yang korupsi, semoga pentas ini bisa diambil hikmah nya oleh masyarakat luas

    BalasHapus
  2. Layaknya sebuah adat atau tradisi turun temurun korupsi menjadi hal yang biasa di negeri ini.. berharap semoga generasi indonesia selanjutnya menjadi lebih baik lagi agar bisa memaksimalkan anggaran dana untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan para maling berdasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali, terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat

      Hapus
  3. Balasan
    1. ya, sangat menyentuh dalam setiap karakternya

      Hapus
  4. Aku nonton niiiihhhh teater ini kaaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaa :) terima kasih sudah mampir ke blog ku

      Hapus