Depok –
Taman Ismail Marzuki (TIM) menampilkan kembali karya Pentas drama komedi, kali ini berjudul,“Pesta Maling”. Diadaptasi
dari naskah drama karya Sastrawan Prancis, Jean Anouillh, dengan seting
kehidupan Eropa tahun 1880.
Menariknya,
naskah tua ini, diadaptasi, di setting
dalam wajah Indonesia masa kini yang
sedang hiruk pikuk dengan aneka jenis korupsi. Pentas diawali dengan
berkumpulnya para tokoh kriminal dari bermacam kelas.
Mirip pesta di sebuah tempat
terbuka, di sana ada panggung musik disertai penontonnya, ada pencopet, maling,
perampok, koruptor, dan berbagai tokoh kriminal lainnya. Ada Ketua Komisi dan
kroni-kroninya. Uniknya, tak seorang pun mengetahui identitas mereka
sebenarnya, bahkan Polisi sempat mengkelabuhi. Cerita diakhiri dengan
pengakuan tentang jati diri mereka.
Foto Pribadi |
Pada
intinya mereka adalah manusia biasa yang berusaha mempertahankan hidup dengan
perilaku kriminal. Pentas seni yang Produseri James Ibrahim dan
disutradarai Bambang Isworo, kaya dengan berbagai tampilan kontemplasi yang
digugah daya Kritis.
“Naskah
Pesta Maling ini sangat pas dengan kondisi Indonesia saat ini. Artinya berbagai
kalangan di Indonesia kini sedang giat-giatnya melawan tindak pidana korupsi.
Sementara korupsi diberbagai instansi atau lembaga tetap saja ramai terjadi
mulai dari Kepala Desa, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri, Mantan
Menteri dan profesi lainnya,” kata Bambang Isworo.
Foto hasil pribadi |
“Tjelah
Teater merupakan sebuah kelompok seni drama yang anggotanya terdiri
dari para pekerja seni profesional dan aktivis kemanusiaan,” kilah James
Ibrahim.
Tambahnya,
para pemainnya banyak terlibat dalam workshop dan pementasan teater, baik di
dalam maupun luar negeri. Mereka yang bergabung dalam TJELAH TEATER telah
mementaskan beberapa karya monumental WS Rendra, baik naskah asli maupun
terjemahan.
“Saya
melihat para seniman teater sangat kreatif mewujudkan karya-karya seninya. Akan
tetapi, kehidupan sosial ekonomi seniman teater perlu mendapat perhatian dan keberpihakan
dari kita dibandingkan dengan dunia seni lainnya. Sebagian besar para seniman
teater, mohon maaf memang agak tertinggal dibandingkan dengan seniman bidang
seni lainnya. Tapi tidak dalam pengertian tertinggal dari sisi kreatifitasnya.
Seniman teater sangat kreatif. Mereka tertinggal dari sisi kehidupan
ekonominya. Tentu harus ada orang yang memperhatikan dan menggerakan dunia
teater dan yang sudah memilih jalan sebagai seniman teater bisa dipenuhi
harapan harapannya,” ujar James
Ibrahim.
Harapannya, pentas Pesta Maling ini akan mampu menggelorakan
semangat "anti-korupsi di berbagai lini kehidupan di Indonesia, yang memang
akhir-akhir ini semakin terlihat di semua lini terjadi korupsi itu. Barangkali
pentas teater Pesta Maling ini bisa menjadi sebuah percikan kecil saja
dibandingkan gerakan-gerakan anti-korupsi lain yang lebih besar,” kata James Ibrahim.
Iya betul, memang akhir2 ini sudah terkuak siapa saja yang korupsi, semoga pentas ini bisa diambil hikmah nya oleh masyarakat luas
BalasHapussemoga bermanfaat
HapusLayaknya sebuah adat atau tradisi turun temurun korupsi menjadi hal yang biasa di negeri ini.. berharap semoga generasi indonesia selanjutnya menjadi lebih baik lagi agar bisa memaksimalkan anggaran dana untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan para maling berdasi
BalasHapusbetul sekali, terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat
HapusWah seru juga temanyaa
BalasHapusya, sangat menyentuh dalam setiap karakternya
HapusAku nonton niiiihhhh teater ini kaaaaaa
BalasHapusyaa :) terima kasih sudah mampir ke blog ku
HapusBagus
BalasHapus