Minggu, 22 Oktober 2017

Jangan Lupakan INDONESIA

by google
Depok, Pada 2016, film Jangan Lupakan Indonesia ini tayang di youtube kami https://www.youtube.com/watch?v=R3uaHHJtQuE. Terinsipasi dari judul film Tanah Surga, Katanya yang dibintangi oleh Fuad Idris dalam layar lebar.

Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2012 yang disutradarai oleh Gatot Brajamusti (Eks. Pro), Deddy Mizwar (Eks. Pro), dan Bustal Nawani (Pro.) ini menggambarkan betapa tanah air perlu dicintai.

Film ini berunsur nasionalisme, film yang menceritakan tentang keluarga kecil di dusun dekat kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia.

Pemain dari kami sendiri yaitu Izzatu sebagai nenek, Nyimas Ayu dan Nur Aina sebagai Salma dan Salyina, Syaima sebagai ibu dokter atau pengganti guru, Ade Anju sebagai guru yang sibuk.

dokumentasi pribadi
Seorang nenek tua yang memiliki seorang anak yang keras kepala, dan kedua cucunya yaitu  Salman dan Salina yang sangat perhatian dengannya. Nenek tersebut mencoba untuk menasehati anaknya dengan pengalaman yang ia miliki.

Anaknya yang senang dengan negara tetangga yaitu Malaysia yang menurut dia adalah tanah surga berniat membawa ibu dan anak-anak nya ke Malaysia agar menurutnya anak-anak dapat bersekolah dengan baik dan ibunya mendapatkan pengobatan khusus karena terserang penyakit jantung. Namun, nenek menolak untuk ikut dengan anaknya karena menurut dia Indonesia tetaplah surga di matanya. Akhirnya hanya Salina yang ikut bersama ayahnya.

Salman bertanya kepada ibu Astuti (dokter nenek) bagaimana cara mendapatkan uang yang banyak dengan cepat. Ibu Astuti tersenyum dan berkata Salman harus berusaha dengan keras.

Ibu Astuti kini menjadi guru Salma dan Salina, karena guru yang biasa mengajar sedang ada keperluan. Ibu Astuti lupa mengajarkan mereka lagu Indonesia Raya akhirnya anak-anak diajarkan lagu Indonesia Raya dan berlatih Upacara Bendera karena aka ada pejabat yang menyumbang ke desa itu khususnya pendidikan.

dokumentasi pribadi
Seiring berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar dan pengobatan, penyakit nenek pun kian menjadi-jadi. Hal itu membuat
  
Salman tak mau tinggal diam dan kemudian bekerja keras mencari biaya pengobatan sang nenek.

Dalam kutipan Sri Wahyuni (pengamat film kami), “NKRI harga mati, siap menjunjung tinggi bendera merah putih hingga titik darah penghabisan, jayalah Indonesiaku,” mewakili tujuan dalam film tersebut. (ASB)

2 komentar: